Laman

Rabu, 09 Desember 2015

I Write Before I’m Forget!


I love to write, since high school. For the fisrt time,  I only write poetry for the school magazine or just a diary. Then when I’m in the college i met the bloggers and motivated me to develop and publish on the blog posts. When my traffic’s blog increases, I'm more confident and passion to write and tell anything, so I make my tagline’s blog “my story, my adventure and my life”. I want to tell you about what i’m feel, about my adventure and my life, i wanna share to the world. I’m so glad that when my wiriting was read and known around the world. Since then I have often many competitions and my articles posted on the electronic media.

For me writing is the best way to express what we feel when the mouth can not express it. Writing is storytelling and sharing. Share what I’m feel and what i see to the world. That's cool right?

Minggu, 06 Desember 2015

Bener Meriah: Tempat yang Bener-Bener Ngangenin


Ini kisah perjalanan 3 tahun silam saat saya menuntaskan tugas negara (Kuliah Pengabdian Masyarakat- KPM IAIN Ar-Raniry), sebenarnya sudah ditulis jauh-jauh hari namun “tersembunyi” dalam tumpukan tulisan yang lain. Akhirnya saya menemukannya kembali. Dengan sedikit revisi siap berbagi cerita dengan kalian semua. Here we go...

Bener Meriah adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Aceh. Merupakan kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Aceh Tengah. Terletak di pedalaman Aceh sekitar 6 jam perjalanan darat dari pusat Banda Aceh. Terkenal dengan wilayah “puncaknya” Aceh, karena cuacanya yang cukup dingin sehingga pelancong yang datang kesana harus menggunakan jaket yang tebal. Selain itu Bener Meriah adalah salah satu wilayah penghasil kopi terbaik di Indonesia, walaupun belum banyak yang tau tapi komitmen pemerintah dan masyrakat terus dikembangkan ke arah kemajuan Bener Meriah.


Saat pertama menginjakkan kaki di Bener Meriah, udara dingin langsung menusuk tulang. Jika berbicara, asap keluar dari mulut. Waktu itu, saya dan teman-teman kampus tiba di sana sekitar pukul 05.00 pagi. Tepat di kawasan Simpang Balik kami melaksanakan shalat subuh berjamaah di salah satu mesjid. Sementara tubuh kami gemetar hebat setelah dibasuh dengan air wudhu.
Usai shalat kami memutuskan untuk kembali ke mobil yang parkir di depan penjual buah. Namun belum sampai di sana, perhatian beralih kepada barisan orang yang menuju ke sebuah tempat. Handuk bersandang di bahu mereka, sementara tangan kanan mereka memegang timba berisi peralatan mandi. Mandi jam segini? Dengan udara sedingin ini? Kami hampir tidak percaya sebelum menemui gapura bertuliskan ’Pemandian Air Panas Wih Pesam’. Hal unik pertama yang saya temukan di sana adalah kebiasaan mandi sebelum jam 6 pagi.

Minggu, 14 Juni 2015

Kapok Aku, Ga lagi-lagi Deh!


Bagi perantauan sepertiku, pulang kampung adalah hal yang paling di tunggu-tunggu. Rindu yang selama ini bersemayam dalam hati akan terbalas dengan bertemu orang tua, sahabat dan orang-orang terkasih. Tahun ini liburan semester di kampus bertepatan dengan moment Ramadhan, aku memutuskan untuk mudik lebih awal dengan tujuan “buka puasa pertama harus bersama orang tua”. Ya lumayan lama juga liburannya kurang lebih 3 bulan. Kesempatan bagus untuk quality time dengan orang tua, perbaikan gizi dan cari jodoh #eh (Masih dengan target: Nikah sebelum Thesis..ihihihhii)

Padahal jadwalku sebelumnya lumayan padat dan badan masih pegel-pegel karna baru pulang ngetrip dari Pangandaran dan Jogja. Belum hilang capek sisa-sia liburan, aku harus melanjutkan perjalanan panjang melintasi pulau dan beberapa provinsi untuk pulang ke kampung halamanku, Aceh.

Rabu, 03 Juni 2015

Di Garut Hatiku Kepincut (Part 2-End)


Wah...jeda lumayan lama nih. Soalnya lagi sibuk Ujian Akhir Semester, tapi di sela-sela ujian ya pengen share cerita part akhir ke kalian semua....weeee...sorry yah agak lama...

Beberapa hari di Garut kita ngabisin ke sekolah, selain tugas negara (hahahaha...tugas kuliah maksudnya), OCT juga merupakan ajang keakraban antar kami mahasiswa pasca sarjana. Angkatan kita punya 2 kelas, Kelas A dan Kelas B. Nah..selama ini kita jarang ketemu bahkan ada yang belum saling kenal. Nah...pada kegiatan OCT ini kita saling kenal dan menjalin keakraban.

 Suasana makan malam kitaaa.....

Selasa, 19 Mei 2015

Di Garut Hatiku Kepincut (Part 1)


Tanggal 11-16 Mei 2015 aku dan teman-teman kampus berada di Garut untuk melaksanakan kegiatan OCT (Off Campus Teaching) yang diadakan oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah early exposure dan pengamatan terhadap pelaksanaan BK di lapangan. Nah, untuk tahun ini lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Garut, setelah tahun sebelumnya adalah wilayah Pangandaran. Kenapa Garut? Pertimbangannya adalah Garut tidak terlalu jauh dari Bandung dan wilayahnya mudah dijangkau dan tidak memberatkan mahasiswa.

Senin pagi 11 Mei 2015 kita berangkat menggunakan Bis menuju Garut. Perjalanan selama 3 jam tidak terasa karena sepanjang perjalanan suasana di Bis itu pecaaahhhh banget, ada yang ngamen nyanyi ga jelas, makan, ada  yang foto-foto, dokumentasi dan macam-macam lah. Selain suasana teman-teman yang gokil, pemandangan menuju Garut itu indah banget. Mata kita dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah dan sejuk, bukit kecil dan jalan yang berkelok-kelok, (kalau di Aceh) hampir sama dengan jalan menuju Takengon, Aceh Tengah.


 sumber foto: artisaniamandarini.blogspot.com
sumber foto: www.garutkab.co.id

Minggu, 19 April 2015

#BeraniLebih Beda!


Aku seorang perantauan. Merantau sejak lulus SD sampai sekarang, awalnya hanya merantau keluar kecamatan, kemudian keluar Kabupaten dan sekarang #beranilebih untuk keluar dari provinsi bahkan pulau. Ya.. Aku berasal dari Aceh dan sekarang sedang menempuh pendidikan di Pulau Jawa. Kenapa harus jauh? Ya karena aku ingin berbeda dari kebanyakan teman-teman ku. Sudah hampir 13 tahun dan sudah terbiasa jauh dari orang tua dan rumah.Yaa...semua itu untuk menjemput kesuksesan. Kesuksesan untuk membanggakan kedua orang tua dan mencapai kehidupan yang lebih baik. Dan untuk mencapai semua itu pasti ada yang harus dikorbankan dan diperjuangkan.

Untuk bertahan hidup di negeri orang, perantauan seperti aku ya harus pinter-pinter beradaptasi dan bersosialisasi. Dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung. Menurutku peribahasa tersebut harus menjadi pegangan bagi semua anak rantau. Karena kalau bersikap aneh-aneh di daerah orang ya bisa jadi ga bisa hidup tenang dan bahkan bisa diusir. Makanya harus hari-hati dan bersikap sopan. Sebagai anak rantau tentu aku ga boleh manja dong dan harus bisa survive dengan segala situasi dan kondisi. Harus bisa beradaptasi dengan sosial dan budayanya bahkan dengan makanannya, harus bisa memanage keuangan sendiri dan harus mampu menyelesaikan masalah sendiri. Harus lebih kuat, berani, mandiri dan lebih sukses.

Kamis, 16 April 2015

Serunya “Reuni Dadakan” di Bandung

Bandung adalah salah satu kota terbesar di Indonesia, selain terkenal sama walikotanya (Kang Emil) yang kece dalam ngerekontruksi kota, Bandung juga mempesona dengan pariwisatanya. Tak heran jika Bandung menjadi tujuan liburan akhir pekan bagi masyarakat Jakarta, Bekasi dan bahkan dari luar negeri.
Nah, akhir Maret lalu tiba-tiba aku dihubungi sama senior pas sekolah dulu dan ngajak jalan-jalan. Aku shock dong, soalnya kita udah lama ga ketemu dan udah lama ga ada kabar. Eh rupanya seniorku itu lagi liburan di Bandung, Ka Eris namanya. Ga heran sih kalo dia liburan ke Bandung, karna memang beliau udah lama netap di Jakarta. Nah, karena tau aku lagi di Bandung, akhirnya ngajak ketemuan dan minta ditemenin jalan-jalan keliling Bandung. Aku sih yesss aja (ga tau deh mas Dhani sama Papa Beby..hihi).

Minggu pagi, aku langsung diminta siap-siap ntar dijemput, karena tujuan jalan-jalannya hari itu ke daerah Bandung Barat atau Lembang. Jadi ya searah dengan UPI. Awalnya aku kira Cuma ka Eris doang, eh tau-taunya rame euy, ada bang Dera (Dedi Rahmat), bang Akmal, Bang Yanis dan Nanda. Jadi deh judulnya reuni dadakan alumni di Bandung. Ya pecaaahhhh lah suasana di mobil, habisnya kalau alumni udah ketemu pasti heboh banyak cerita dan nostalgia gitu deh...

Rabu, 08 April 2015

Gelar Budaya Aceh di Bumi Parahyangan

Pada tanggal 06 dan 07 Maret lalu, Unit Kebudayaan Aceh Institut Teknologi Bandung (UKA-ITB) menyelenggarakan Gelar Budaya Aceh 2015. Gelar Budaya Aceh (GBA) 2015 merupakan acara akbar dari UKA-ITB yang diadakan rutin 3 tahun sekali dan tahun ini merupakan pagelaran GBA yang ke-6. UKA-ITB merupakan unit kebudayan Aceh yang dikelola oleh mahasiswa asal Aceh yang ada di Bandung. sebelumnya, komunitas ini sudah sering mengadakan event-event kebudayaan Aceh dan pada tahun ini sukses mengadakan Gelar Budaya Aceh 2015. Event ini bertujuan untuk mengangkat dan mengembangkan budaya Aceh yang dikhawatirkan akan hilang diterjang masa, mengajak pemuda Aceh untuk sama-sama menjaga dan melestarikan budaya, ajang untuk mempromosikan wisata dan kebudayaan Aceh kepada mahasiswa dan masyarakat Bandung dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Aceh sendiri.

Rangkaian acara GBA  terdiri dari 2 rangkaian acara yaitu Saweu Budaya dan Malam puncak pergelaran. Saweu budaya meliputi penampilan tarian massal yang diikuti oleh 120 penari yang berasal dari Aceh dan luar Aceh. Tarian yang diadakan di ITB ini mengundang kekaguman para penonton dan kebanggan bagi anak Aceh sendiri, karena yang ikut serta tidak hanya dari Aceh tapi dari berbagai daerah mulai dari anak SD hingga mahasiswa. pada hari yang sama juga diadakan pameran kerajinan dan aneka kuliner Aceh, seperti: Mie Aceh, Canai, Aneka kue Aceh dan Kopi Aceh.

LAPTOP!

Bulan Maret lalu, aku kena musibah laptop kesayanganku rusak. Laptop yang menjadi saksi bisu perjuangan dan airmata kala mengerjakan skripsi, akhirnya berhenti untuk berjuang menemaniku menuntut ilmu. Padahal sejak awal kuliah di pascasarjana, aku selalu berbisik "please laptop bertahan deh sampe selesai magister aja". Rupanya dia menyerah pas semester 2, ya pantas sih keberadaannya sudah hampir 6 tahun menemani hari-hariku. mungkin dia sudah lelaaaahh...#eaaaa.



Kamis, 12 Februari 2015

Nama adalah Harapan



“Apalah arti sebuah nama” pernah dengar kalimat tersebut?? Kalimat yang disebutkan William shakepeare dalam bukunya. Penting ga sih sebuah nama? Menurutku Nama itu penting sebagai identitas dan jati diri seseorang (ga tau deh mas Dhani sama Mba Titi #dankemudiangawur hahaha). Nama merupakan identitas seseorang, kebayang ga sih kalau di dunia ini ga ada nama. Di KTP ga ada nama, di ijazah ga ada nama. Pasti orang2 bakal manggil, Woi..woi, atau eh kamu iya kamuuu…#aladodit 

Selain sebagai identitas, nama juga merupakan doa dan harapan. Salah satu kewajiban orang tua adalah memberikan nama yang baik untuk anaknya. Karena nama adalah doa, makanya Rasulullah menganjurkan orang tua untuk memberikan nama anak yang bagus.