Laman

Senin, 10 Februari 2014

Lelah



KETIKA JIWA RAGA KU LELAH…
PENAT MERAJA…
RASANYA INGIN KU MUNTAHKAN SAJA SMUA INI…
TANPA SISA…

KETIKA SMUA TAK LAGI MENYAPA…
TAK SATU PUN YANG MERASA…
PANTASKAH AKU BERDUKA???

KETIKA SEMUA INGIN KU LEWATI
NAMUN, EMOSI MENGHAMPIRI…
HARUSKAH AKU BERHENTI???????

JAWAB AKU!



GA KEREN, KALAU BELUM MASUK PESANTREN



 "Tulisan ini saya ikutsertakan dalam lomba "Menulis Santri" tingkat Nasional yang diadakan oleh salah satu Majalah Islami ternama di Indonesia. Ini Tulisan pertama yang saya kirim ke redaksi dan Alhamdulillah Juara Favorit."



Tahun 2002 adalah tahun aku menamatkan sekolah dasar (SD) dan memilih melanjutkan studi ke sebuah pondok pesantren ternama di kota kelahiranku. Pesantren Ulumuddin namanya, sebuah pesantren terpadu yang terletak di sudut Kota, tepatnya di perbukitan Uteunkot Cunda Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Pesantren ini sudah berdiri sejak tahun 1990 dan telah berhasil mencetak lulusan yang sebagian besar tersebar melanjutkan studi di nusantara dan Jazirah Arab, seperti Mesir, Mekkah, Madinah, dan Syiria. Pesantren yang mengadopsi gaya Pesantren Gontor ini juga memadukan antara pembelajaran sekolah dan kitab kuning serta menerapkan bahasa arab dan bahasa inggris sebagai bahasa harian. Untuk masuk ke pesantren favorit ini tidaklah mudah kawan, selain sebagai pesantren favorit se-antero aceh utara dan Lhokseumawe yang banyak diincar oleh siswa berprestasi, ujian masuknya juga menguji kemampuan berbahasa arab dan bahasa inggris. Sungguh ujian yang sangat sulit mengingat waktu itu bahasa arab belum menjadi pelajaran pokok di SD.

“Mak, adek masuk ke pesantren ya?” pintaku pada Mak saat itu. Aku memanggil ibuku dengan sebutan Mak. “Ga boleh, adek kan baru tamat SD. Masih umur 12 tahun, masih kecil untuk usia merantau,  Mak ga kasih” Mak langsung menolak permintaanku. Memang yang Mak takutkan bukan hanya usiaku yang masih muda, tapi karena fisikku yang kerap sekali sakit, bisa dibilang aku adalah anak berpenyakitan dan tidak bisa jauh dari obat.
Namun, keinginanku masuk pesantren sudah bulat. Malah aku bersikeras kepada orang tua tidak akan melanjutkan sekolah jika tidak di pesantren. Aku terus berusaha sekuat tenaga menyakinkan ayah. Dan alhasil, ayah mengalah dan memberi kesempatan bagiku untuk mencobanya. Ayah juga menyakinkan Mak untuk membiarkan putri keduanya melanjutkan studi sesuai dengan kemauannya.
Setelah mendapatkan restu, akupun mempersiapkan diri mengikuti ujian tulisan dan lisan. Masih segar diingatanku, pertanyaan-pertanyaan saat wawancara, “Kenapa masuk pesantren? Di Pesantren makan ikan asin, sayur rebus dan tempe. Apa kamu sanggup?”tanya penguji mengetesku. “Sanggup!” jawabku tegas tanpa ragu.

CERMIN BUKAN TEROPONG


  Kenal sama Farh*t Ab*as??? Yang lagi hot di infotaiment mengenai perceraiannya dengan Nia Daniati??? Hampir sepekan ini di semua tv memberitakan tentang dia (Buka R*TI dibahas dia, buka SC*TV dia lagi, makanya jadi tau berita ini) karena bosen sama berita itu2 aja, mending nonton Metro melihat duka saudara kita di Sinabung dan Banjir Manado.