Laman

Minggu, 19 April 2015

#BeraniLebih Beda!


Aku seorang perantauan. Merantau sejak lulus SD sampai sekarang, awalnya hanya merantau keluar kecamatan, kemudian keluar Kabupaten dan sekarang #beranilebih untuk keluar dari provinsi bahkan pulau. Ya.. Aku berasal dari Aceh dan sekarang sedang menempuh pendidikan di Pulau Jawa. Kenapa harus jauh? Ya karena aku ingin berbeda dari kebanyakan teman-teman ku. Sudah hampir 13 tahun dan sudah terbiasa jauh dari orang tua dan rumah.Yaa...semua itu untuk menjemput kesuksesan. Kesuksesan untuk membanggakan kedua orang tua dan mencapai kehidupan yang lebih baik. Dan untuk mencapai semua itu pasti ada yang harus dikorbankan dan diperjuangkan.

Untuk bertahan hidup di negeri orang, perantauan seperti aku ya harus pinter-pinter beradaptasi dan bersosialisasi. Dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung. Menurutku peribahasa tersebut harus menjadi pegangan bagi semua anak rantau. Karena kalau bersikap aneh-aneh di daerah orang ya bisa jadi ga bisa hidup tenang dan bahkan bisa diusir. Makanya harus hari-hati dan bersikap sopan. Sebagai anak rantau tentu aku ga boleh manja dong dan harus bisa survive dengan segala situasi dan kondisi. Harus bisa beradaptasi dengan sosial dan budayanya bahkan dengan makanannya, harus bisa memanage keuangan sendiri dan harus mampu menyelesaikan masalah sendiri. Harus lebih kuat, berani, mandiri dan lebih sukses.

Kamis, 16 April 2015

Serunya “Reuni Dadakan” di Bandung

Bandung adalah salah satu kota terbesar di Indonesia, selain terkenal sama walikotanya (Kang Emil) yang kece dalam ngerekontruksi kota, Bandung juga mempesona dengan pariwisatanya. Tak heran jika Bandung menjadi tujuan liburan akhir pekan bagi masyarakat Jakarta, Bekasi dan bahkan dari luar negeri.
Nah, akhir Maret lalu tiba-tiba aku dihubungi sama senior pas sekolah dulu dan ngajak jalan-jalan. Aku shock dong, soalnya kita udah lama ga ketemu dan udah lama ga ada kabar. Eh rupanya seniorku itu lagi liburan di Bandung, Ka Eris namanya. Ga heran sih kalo dia liburan ke Bandung, karna memang beliau udah lama netap di Jakarta. Nah, karena tau aku lagi di Bandung, akhirnya ngajak ketemuan dan minta ditemenin jalan-jalan keliling Bandung. Aku sih yesss aja (ga tau deh mas Dhani sama Papa Beby..hihi).

Minggu pagi, aku langsung diminta siap-siap ntar dijemput, karena tujuan jalan-jalannya hari itu ke daerah Bandung Barat atau Lembang. Jadi ya searah dengan UPI. Awalnya aku kira Cuma ka Eris doang, eh tau-taunya rame euy, ada bang Dera (Dedi Rahmat), bang Akmal, Bang Yanis dan Nanda. Jadi deh judulnya reuni dadakan alumni di Bandung. Ya pecaaahhhh lah suasana di mobil, habisnya kalau alumni udah ketemu pasti heboh banyak cerita dan nostalgia gitu deh...

Rabu, 08 April 2015

Gelar Budaya Aceh di Bumi Parahyangan

Pada tanggal 06 dan 07 Maret lalu, Unit Kebudayaan Aceh Institut Teknologi Bandung (UKA-ITB) menyelenggarakan Gelar Budaya Aceh 2015. Gelar Budaya Aceh (GBA) 2015 merupakan acara akbar dari UKA-ITB yang diadakan rutin 3 tahun sekali dan tahun ini merupakan pagelaran GBA yang ke-6. UKA-ITB merupakan unit kebudayan Aceh yang dikelola oleh mahasiswa asal Aceh yang ada di Bandung. sebelumnya, komunitas ini sudah sering mengadakan event-event kebudayaan Aceh dan pada tahun ini sukses mengadakan Gelar Budaya Aceh 2015. Event ini bertujuan untuk mengangkat dan mengembangkan budaya Aceh yang dikhawatirkan akan hilang diterjang masa, mengajak pemuda Aceh untuk sama-sama menjaga dan melestarikan budaya, ajang untuk mempromosikan wisata dan kebudayaan Aceh kepada mahasiswa dan masyarakat Bandung dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Aceh sendiri.

Rangkaian acara GBA  terdiri dari 2 rangkaian acara yaitu Saweu Budaya dan Malam puncak pergelaran. Saweu budaya meliputi penampilan tarian massal yang diikuti oleh 120 penari yang berasal dari Aceh dan luar Aceh. Tarian yang diadakan di ITB ini mengundang kekaguman para penonton dan kebanggan bagi anak Aceh sendiri, karena yang ikut serta tidak hanya dari Aceh tapi dari berbagai daerah mulai dari anak SD hingga mahasiswa. pada hari yang sama juga diadakan pameran kerajinan dan aneka kuliner Aceh, seperti: Mie Aceh, Canai, Aneka kue Aceh dan Kopi Aceh.

LAPTOP!

Bulan Maret lalu, aku kena musibah laptop kesayanganku rusak. Laptop yang menjadi saksi bisu perjuangan dan airmata kala mengerjakan skripsi, akhirnya berhenti untuk berjuang menemaniku menuntut ilmu. Padahal sejak awal kuliah di pascasarjana, aku selalu berbisik "please laptop bertahan deh sampe selesai magister aja". Rupanya dia menyerah pas semester 2, ya pantas sih keberadaannya sudah hampir 6 tahun menemani hari-hariku. mungkin dia sudah lelaaaahh...#eaaaa.