Laman

Minggu, 14 Juni 2015

Kapok Aku, Ga lagi-lagi Deh!


Bagi perantauan sepertiku, pulang kampung adalah hal yang paling di tunggu-tunggu. Rindu yang selama ini bersemayam dalam hati akan terbalas dengan bertemu orang tua, sahabat dan orang-orang terkasih. Tahun ini liburan semester di kampus bertepatan dengan moment Ramadhan, aku memutuskan untuk mudik lebih awal dengan tujuan “buka puasa pertama harus bersama orang tua”. Ya lumayan lama juga liburannya kurang lebih 3 bulan. Kesempatan bagus untuk quality time dengan orang tua, perbaikan gizi dan cari jodoh #eh (Masih dengan target: Nikah sebelum Thesis..ihihihhii)

Padahal jadwalku sebelumnya lumayan padat dan badan masih pegel-pegel karna baru pulang ngetrip dari Pangandaran dan Jogja. Belum hilang capek sisa-sia liburan, aku harus melanjutkan perjalanan panjang melintasi pulau dan beberapa provinsi untuk pulang ke kampung halamanku, Aceh.


Tanggal 11 Juni 2015 adalah tanggal yang aku pilih untuk pulang dengan menggunakan transportasi udara. Dan ternyata tanggal itu masih ada tugas yang harus dikumpulkan. Sehari sebelumnya masih harus ke keliling pasar buat nyari pesanan dan titipan sodara di kampung. Dan banyangkan saja gimana riweuhnya pulang kali ini, belum beress packing, ngerjain tugas dan ngeberesin semuanya sebelum pulang. Waaaahhh....pecah men pecaaahhh!

11 Juni 2015 Pukul 04.30 WIB
Usai shalat subuh, aku baru ngeberesin tugas yang akan dikumpulkan, nyetrika semua pakaian dan packing. Alhamdulillah selesai tepat waktu. Langsung cuss mandi. Beberesss dan ke kosan Anandha untuk nitip tugas karna ga sempat lagi ke kampus. Sebelum itu juga harus ke kosan teh Leny untuk ngambil barang titipan, pamitan juga sama Ibu Kos dan beli cemilan untuk sekedar sarapan.

Pukul 08.30 WIB
Jam segitu aku masih mondar-mandir di kosan. Sialnya lagi aku lupa beli gembok untuk koper. Gembok ku dipinjam Elsa pas ke Jogja kemaren. Alhasil aku harus nyari gembok untuk keamanan barang bawaan. Sudah mutar-mutar gerlong ga ketemu yang jualan itu gembok (ihhh...giliran dibutuhkan semua ga jual, kosong lah, tokonya belum buka lah). Akhirnya aku harus jalan agak jauh ke Panorama, kesana kemari membawa alamaaat,,eh salah nyari gembok akhirnya ketemu juga tu gembok di kios-kios kecil di sudut Panorama. Dan saat itu jam menunjukkan pukul 09.00 dan aku masih wara-wiri disana. Flight ku pukul 10.15 WIB dimana jam 09.00 WIB sebenarnya aku sudah harus di bandara untuk check in. Kalau ga macet dari kosan ke bandara Husein bisa 20 menit. Aku bergegas dan memesan taksi. Mudah-mudahan ga macet.



Pukul 09.00 WIB
Aku pesan taksi dan menuju ke kosan untuk ambil barang. Anandha sudah menunggu di kosan, dia dengan baik hati menggantarku ke bandara. Dengan niat ada yang bantuin bawa barang dan pengen ada yang “dada-dadain” pas di bandara nanti....hehehehe. Dia bela-belain lari ke kampus untuk ngumpulin tugas kita dan secepat mungkin di kosan biar bisa nganteri kakaknya yang satu ini pulang kampung. (Hatur nuhun Nda...peluk peluk). Pas taksi datang kita langsung bergegas dan Sedikit lega setidaknya sudah otewe bandara. Ayah tiba-tiba nelpon nanyain dimana, aku jawab “Udah di taksi Yah menuju Bandara” setidaknya ga boong kan, memang beneran di taksi. Kalau dikasih tau baru naik taksi, pasti pada heboh dan panik keluarga disana...dan tentu saja bakal diomeliiinnn...kenapa telat?kenapa blom di bandara? Bla..bla..blaa


Diantarin sama Anandha (The Akaciprut..hehehe)


Awalnya kita masih santai ketawa dan ngobrol dengan supir. Eh rupanya pak supir milih Jalur via Cihampelas, kan disana macet Brooo (aku pernah ke bandara via sukajadi dan lebih deket). Waahh...aku mulai panik karna jalanan macet. Anandha nyoba nenangin dan pak supir juga “Terbang jam berapa neng?” “Jam 10.15 WIB pak” “ Oh..kalo jam 10 insyaallah ke kejar kok, tenang aja”.

Eh..rupanya beneran macet pas di IP dan jalur ke bandara juga macet. Mampuuss deh aku. Ke-hectic-an mulai terjadi, aku nyoba nelpon abang minta tolong untuk di check in-kan, eh hapenya non-aktif. Aku semakin panik karna jam sudah di angka 09.45 WIB dan kita masih di jalan deket IP (masih setengah jalan lagi ke bandara). Hari itu sebenarnya ada juniorku di ma’had dulu dan kita 1 pesawat. Aku minta tolong dia untuk di check in dan karna aku punya bagasi jadi tetep harus nunggu aku datang dulu. Padahal dia udah di ruang tunggu, tapi karna aku dia keluar lagi dan nungguin di tempat check in sampe panggilan terakhir flight kita. Karna aku ga nyampe-nyampe akhirnya dia langsung masuk daripada dia ketinggalan pesawat juga.

Jam 09.55 aku tiba di gerbang Husein Sastranegara. Parahnya lagi digerbangnya itu macet total. Akhirnya aku memilih turun dan lari dengan bawaan koper, si Anandha juga ikutan lari bawa barang lainnya (lumayan jauh gaess dari gerbang ke Terminalnya, kita lari sampe ngos-ngosan juga keringetan). Jam 10.10 WIB pas kita nyampe di terminal keberangkatan. Dengan tergopoh-gopoh menjumpai petugas dan hanya bisa salaman dan pelukan seayana (seadanya) sama Anandha langsung masuk ke ruang Check in. Ga sempat foto-fotoan, atau pamitan dengan anggun. Si Nda bilang: “Kaka sih riweuh, ga lagi-lagi deh” ga lagi-lagi apa Nda? Pokonya jangan kapok ya nganterin kaka ke bandara..hehehe”

Bandara, 10.10 WIB
Daannn.....keberangkatan ke Medan sudah ditutup. Aku bingung dan harus gimana. Akhirnya memberanikan diri nanyain ke pos check in tujuan Batam. “Pak yang tujuan Medan dimana ya? Katanya: “Coba tanyain di samping”. Aku langsung tanyain dan dan mereka menanyakan atas nama siapa. “Nurul Hikmah”. Mereka langsung menghubungi rekannya via radio komunikasi “Atas nama Nurul Hikmah ketemu, ketemu” (Kayak TIMSAR nemu korban baru dan harus segera di evakuasi..hahaha). ‘Bu, boarding time sudah dari tadi, ini pesawat akan terbang”. Ah terserahlah yang penting aku belum KETINGGALAN pesawat. Dan bener saja, aku langsung digiring tanpa melalui antrian dan dibawa lari sampai keluar ruang tunggu, karna peraturan bagian check in tidak bisa mengantarkan sampai ke pesawat. Aku harus lari dengan barang bawaan lebih 20kg (koper, tas jinjing, ransel, tas kamera), bayangin gimana beratnya dan gimana keringetannya aku (fiuuhh.) Aku ga bisa ngebayangin kalau bandaranya Kualanamu mungkin saja aku akan ketinggalan pesawat dan tiketnya akan hangus sehangusnya, untungnya ini Cuma bandara Husein (bandaranya kecil jadi masih bisa kejar pesawat..kayak kejar ojek hahaha).


Lari sepanjang jalan ini menuju pesawat Merah

Di deket pesawat akhirnya aku dibantu sama pramugari. Aku bergegas naik pesawat dan ternyataaa.....SEMUA MATA TERTUJU PADAKU (yaiayalah penumpang yang bikin telat semuanya...i’m so sorry to all passangers). Alhamdulillah seat ku di 6F, jadi ga jauh-jauh banget malunya (bayangin kalau sampe seat aku di 25F...waaah mau dibawa kemana ini muka...kapok deh kapok). Setelah aku duduk, pintu pesawat langsung di tutup dan para pramugrari siap memperagakan alat dan keselamatan di pesawat dan pesawat langsung Take off.

Alhamdulillah (lagi) Seat disampingku kosong melompong dan aku leluasa untuk duduk semaunya. Ku sapu keringat dan akhirnya menghela nafas panjaaaaaangg...jadi juga pulang kampung. Ke-hectic-an berakhir.

Di pesawat aku dihampiri oleh juniorku, dan rupanya bang Joel (salah satu senior di UPI) juga 1 pesawat. Akhirnya kita duduk bertiga dan menertawakan keterlambatanku ini. Asli aku habis-habisan diketawain dan sekaligus dimarahin (singoh bek le lagee nyan, beu jeut ke pengalaman)...nasihat bang Joel sepanjang jalan Bandung-Medan.hahahahahaha


Transit di Kualanamu menunggu flight ke Banda Aceh 

Untuk kaliaann....
Untuk kalian semua yang menggunakan transportasi udara, harus udah di bandara minimal sejam sebelum keberangkatan. Jangan deh kaya aku yang bikin riweuh dan pengalaman paling hectic dan memalukan. Pokonya persiapan diri dan jadwal sebaik mungkin. Periksa kembali barang dan bawaan yang akan dibawa pulang. Kepulangan kalian pasti sangat ditunggu keluarga, sahabat dan orang tersayang. So...jangan kaya aku harus ngejar-ngejar pesawat. Kapok aku, Ga lagi-lagi deh!

Selamat Mudik dan selamat menjalankan ibadah puasa!!!

Wassalam.

Nurul Alghazel

Tidak ada komentar: