Laman

Minggu, 14 September 2014

Bireun: Negeri Pencetak Generasi Rabbani

Kabupaten Bireun adalah satu kabupaten yang ada di Provinsi Aceh. Bireun sebagai ibukota kabupaten dikenal juga dengan sebutan “Kota Juang”. Selain pernah menjadi ibukota ketiga Republik Indonesia, wilayah penuh historis ini juga terkenal sebagai kota santri. 

Tugu Kota Bireun 


Jika di pulau Jawa tempat pengajian atau menuntut ilmu agama lebih dikenal dengan sebutan pesantren atau pondok, maka di Aceh sebutannya adalah dayah. Dayah berasal dari bahasa Arab: zawiyah yang berarti sudut. Dahulu pengajian pada masa Rasulullah dilakukan di sudut-sudut mesjid, maka untuk tempat pengajian masyarakat Aceh menyebutnya dengan sebutan Dayah.

Secara historis dan kultural masayarakat Aceh, dayah telah sejak lama dijadikan sebagai pusat pelatihan yang secara otomotis menjadi pusat berkembangnya agama dan budaya Islam di tengah masyarakat Aceh. Dayah-dayah di Aceh menjadi "Pelopor" dalam pendidikan Islam yang didirikan berdasarkan tuntutan dan kebutuhan zaman. Dari dayah bermunculan ulama dan kadernya yang menjadi penentu keberhasilan dakwah dalam agama Islam. Jauh sebelum Indonesia merdeka, keberadaan dayah atau pesantren sangat berpengaruh dalam upaya pembentukan watak dan karakter bangsa. Bahkan, semangat dan pergerakan kaum santri dalam berjuang mewujudkan Indonesia merdeka, juga sangat diperhitungkan oleh kaum kolonial yang pernah menjajah Indonesia.

Dayah Darul Ulum, Tanoh Mirah.

Dayah memiliki tujuan untuk mendidik dan membimbing generasi Islam secara umum melalui pendidikan untuk menjadi generasi Islam yang berwawasan luas dan berakhlakul karimah. Lulusan dan alumni dayah dididik untuk menjadi sosok yang berguna bagi kehidupan masyarakat luas secara total. Bahkan para lulusan dayah telah membuka diri melanjutkan pendidikan umum agar bisa mengembangkan potensi diri dan mengaplikasikan keilmuannya dalam pendidikan formal maupun sosial kemasyarakatan.

Di pelbagai daerah di Aceh, dayah semakin banyak berkembang dan maju. Bahkan di Bireun sendiri terdapat 72 dayah yang terdaftar dalam Badan Pembinaan dan Pendidikan (BPPD) Kabupaten Bireun yang terdiri dari dayah salafiyah, terpadu dan modern. Belum lagi ditambah dengan dayah-dayah atau pengajian yang diadakan dirumah atau di Balee-Balee (Pondok) masyarakat lainnya. (Sumber: www.bireunkab.go.id)

Salah satu dayah terbaik di Bireun adalah Dayah MUDI Mesra yang terletak di Samalanga. Dayah ini merupakan dayah yang menggunakan sistem salafiyah terbaik dan dayah dengan alumni terbanyak saat ini di Provinsi Aceh. Para alumninya tersebar di seluruh Aceh, Indonesia bahkan sampai luar negeri. Bahkan Bupati Bireun saat ini merupakan alumni dari MUDI MESRA. Tak heran jika mayoritas masyarakat Aceh bahkan luar Aceh sangat ingin melanjutkan studinya kesana.
Dayah Mudi Mesra


Keberadaan dayah di kabupaten Bireun akan semakin banyak melahirkan generasi emas pejuang Islam. Dengan tersebarnya dayah di seluruh pelosok kabupaten Bireun, akan semakin memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pendidikan dan agama. Jika sumber daya manusianya semakin baik, maka angka kebodohan, kemiskinan, kejahatan dan pengangguran akan semakin berkurang. Itu akan berdampak pda meningkatnya perkembangan di sector pembangunan dan perekonomian masyarakat Bireun di masa yang akan datang. 


Karena Ulama dan para lulusan dayah berperan penting dalam setiap sisi kehidupan masyarakat, baik sebagai pendidik, pelita dakwah Islamiyah dan penerus para Anbiya'. Diharapkan para ulama dan santri dayah di Bireun berperan dan terjun langsung agar menuntun masyarakatnya untuk berpegang teguh pada ajaran Islam. Apalagi tantangan sekarang ini sangat berat. Zaman teknologi canggih dan era globalisasi menjadikan masyarakat kita krisis akan moral. Oleh karena itu peranan dayah dan para santri yang memiliki nilai keimanan yang tinggi harus bisa ikut andil dan berkolaborasi membantu pemerintah dalam upaya membangun mental masyarakat dan nilai nilai moral yang memiliki iman dan taqwa yang baik.

Saya sendiri sangat takjub dengan Bireun. Selain wilayahnya yang strategis masyarakatnya dikenal sangat religius dan santun. Ditambah lagi dengan keberadaan dayah yang cukup banyak. Ketika saya mengunjungi dayah MUDI Mesra, saya disambut dengan baik oleh pihak dayah dan sangat terkesan dengan system pengajarannya yang luar biasa. Para santri dibekali ilmu dan agama dan teknologi agar mampu menghadapi persaingan global yang berbasis Islam. Tidak hanya di dayah ini saja, dayah-dayah lain yang ada di Bireun juga memiliki santri dan lulusan-lulusan yang berkualitas. Semoga di Bireun semakin banyak lahir generasi Rabbani yang siap menjadi pemimpin dan menghadapi era globalisasi dan memberikan kemashlahatan kepada ummat.  Tidak salah jika saya menyebut Bireun sebagai Negeri pencetak Generasi Rabbani.


Cukup mudah untuk mengunjungi Bireun, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika anda dari luar Aceh bisa melalui jalur udara menuju Banda Aceh, kemudian dilanjutkan dengan jalur darat dengan Bis dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Bisa juga melalui jalur dari Kota Medan dengan jarak tempuh sekitar 8 jam.
Dan tahun ini Kabupaten Bireun berumur 15 tahun. Sebuah fase umur menuju kedewasaan dan kematangan. Semoga ditangan kepemimpinan Bapak H. Ruslan H. M Daud, Bireun semakin Berjaya dan maju. Terus memperhatikan dan mengembangkan pendidikan dayah guna melahirkan generasi-generasi Rabbani yang menjadi pelita ummat. Semoga Bireun bisa menjadi kabupaten panutan bagi daerah lainnya yang terus berbenah meningkatkan kualitas SDA dan SDM. Happy Birtday Yah Bireun.

Bupati Bireun, Bapak H. Ruslan M. Daud

Tulisan ini saya ikutsertakan dalam Lomba “Menulis Bireun” dalam Rangka Ulang tahun Bireun yang ke-15.


Sumber Foto:
http://www.bireuenkab.go.id/single-list/pesantren/
www.aceh.wikipedia.org
www.mudimersa.blogspot.com
www.bireunkab.go.id
www.musbir.blogspot.com


Tidak ada komentar: