Tahun
2012 silam, saat masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu Univeristas
kebanggaan Ureung Aceh, IAIN
Ar-Raniry (sekarang UIN Ar-Raniry) saya punya kenangan tersendiri bersama orang
dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam
(BKI) Fakultas Dakwah, kami mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengambil mata
kuliah praktikum konseling, sebagai bentuk nyata aplikasi keilmuan konseling
dan penyehatan mental di ranah sosial.
Pihak
jurusan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang mampu menampung
aplikasi keilmuan konseling dan penyehatan mental. Salah satunya adalah kerja
sama dengan pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh. Rumah Sakit Jiwa ini merupakan
satu-satunya Rumah Sakit Jiwa di Propinsi Aceh. Telah menampung kurang lebih
700 pasien. Saat itu, praktek mahasiswa dilakukan di bagian Rehabilitasi; tempat
dimana sejumlah pasien telah mampu berkomunikasi dengan baik, emosi stabil dan dinyatakan
hampir sembuh. (Untuk menjaga kehormatan,
mahasiswa tidak diperbolehkan mengekspos biodata maupun foto para pasien. Tapi
disini saya ingin berbagi cerita “sebulan bersama ODGJ”. Melihatnya dari
perspektif berbeda dan (mungkin) bisa menjadi suatu pembelajaran.