Kabupaten Bireun adalah satu kabupaten yang ada di Provinsi Aceh.
Bireun sebagai ibukota kabupaten dikenal juga dengan sebutan “Kota Juang”.
Selain pernah menjadi ibukota ketiga Republik Indonesia, wilayah penuh historis
ini juga terkenal sebagai kota santri.
Tugu Kota Bireun
Jika di pulau Jawa tempat pengajian atau menuntut ilmu agama lebih
dikenal dengan sebutan pesantren atau pondok, maka di Aceh sebutannya adalah
dayah. Dayah berasal dari bahasa Arab: zawiyah yang berarti
sudut. Dahulu pengajian pada masa Rasulullah dilakukan di sudut-sudut mesjid,
maka untuk tempat pengajian masyarakat Aceh menyebutnya dengan sebutan Dayah.
Secara historis dan kultural masayarakat Aceh, dayah telah sejak
lama dijadikan sebagai pusat pelatihan yang secara otomotis menjadi pusat
berkembangnya agama dan budaya Islam di tengah masyarakat Aceh. Dayah-dayah di
Aceh menjadi "Pelopor" dalam pendidikan Islam yang didirikan
berdasarkan tuntutan dan kebutuhan zaman. Dari dayah bermunculan ulama dan
kadernya yang menjadi penentu keberhasilan dakwah dalam agama Islam. Jauh
sebelum Indonesia merdeka, keberadaan dayah atau pesantren sangat berpengaruh dalam upaya pembentukan watak dan karakter bangsa. Bahkan, semangat dan
pergerakan kaum santri dalam berjuang mewujudkan Indonesia merdeka, juga sangat
diperhitungkan oleh kaum kolonial yang pernah menjajah Indonesia.
Dayah Darul Ulum, Tanoh Mirah.
Dayah memiliki tujuan untuk mendidik dan membimbing generasi Islam
secara umum melalui pendidikan untuk menjadi generasi Islam yang berwawasan
luas dan berakhlakul karimah. Lulusan dan alumni dayah dididik untuk menjadi
sosok yang berguna bagi kehidupan masyarakat luas secara total. Bahkan para
lulusan dayah telah membuka diri melanjutkan pendidikan umum agar bisa
mengembangkan potensi diri dan mengaplikasikan keilmuannya dalam pendidikan
formal maupun sosial kemasyarakatan.
Di pelbagai daerah di Aceh, dayah semakin banyak berkembang dan
maju. Bahkan di Bireun sendiri terdapat 72 dayah yang terdaftar dalam Badan
Pembinaan dan Pendidikan (BPPD) Kabupaten Bireun yang terdiri dari dayah
salafiyah, terpadu dan modern. Belum lagi ditambah dengan dayah-dayah atau
pengajian yang diadakan dirumah atau di Balee-Balee (Pondok)
masyarakat lainnya. (Sumber: www.bireunkab.go.id)
Salah satu dayah terbaik di Bireun adalah Dayah MUDI Mesra yang
terletak di Samalanga. Dayah ini merupakan dayah yang menggunakan sistem
salafiyah terbaik dan dayah dengan alumni terbanyak saat ini di Provinsi
Aceh. Para alumninya tersebar di seluruh Aceh, Indonesia bahkan sampai
luar negeri. Bahkan Bupati Bireun saat ini merupakan alumni dari MUDI MESRA. Tak
heran jika mayoritas masyarakat Aceh bahkan luar Aceh sangat ingin melanjutkan
studinya kesana.
Dayah Mudi Mesra
Keberadaan dayah di kabupaten Bireun akan semakin banyak melahirkan
generasi emas pejuang Islam. Dengan tersebarnya dayah di seluruh pelosok
kabupaten Bireun, akan semakin memperbaiki dan mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) dalam bidang pendidikan dan agama. Jika sumber daya manusianya
semakin baik, maka angka kebodohan, kemiskinan, kejahatan dan pengangguran akan
semakin berkurang. Itu akan berdampak pda meningkatnya perkembangan di sector pembangunan
dan perekonomian masyarakat Bireun di masa yang akan datang.
Karena Ulama dan para lulusan dayah berperan penting dalam setiap
sisi kehidupan masyarakat, baik sebagai pendidik, pelita dakwah Islamiyah dan
penerus para Anbiya'. Diharapkan para ulama dan santri dayah
di Bireun berperan dan terjun langsung agar menuntun masyarakatnya untuk
berpegang teguh pada ajaran Islam. Apalagi tantangan sekarang ini sangat berat. Zaman teknologi canggih
dan era globalisasi menjadikan masyarakat kita krisis akan moral. Oleh karena
itu peranan dayah dan para santri yang memiliki nilai keimanan yang
tinggi harus bisa ikut andil dan berkolaborasi membantu pemerintah dalam upaya
membangun mental masyarakat dan nilai nilai moral yang memiliki iman dan taqwa
yang baik.
Saya sendiri sangat takjub dengan Bireun. Selain
wilayahnya yang strategis masyarakatnya dikenal sangat religius dan santun.
Ditambah lagi dengan keberadaan dayah yang cukup banyak. Ketika saya
mengunjungi dayah MUDI Mesra, saya disambut dengan baik oleh pihak dayah dan sangat terkesan dengan system pengajarannya yang
luar biasa. Para santri dibekali ilmu dan agama dan teknologi agar mampu
menghadapi persaingan global yang berbasis Islam. Tidak hanya di dayah ini saja, dayah-dayah lain yang ada di Bireun juga memiliki santri dan lulusan-lulusan yang berkualitas. Semoga di Bireun semakin banyak lahir
generasi Rabbani yang siap menjadi pemimpin dan menghadapi era globalisasi dan memberikan
kemashlahatan kepada ummat. Tidak salah jika saya menyebut Bireun sebagai Negeri pencetak Generasi Rabbani.
Cukup mudah untuk mengunjungi Bireun, bisa menggunakan kendaraan
pribadi atau angkutan umum. Jika anda dari luar Aceh bisa melalui jalur udara
menuju Banda Aceh, kemudian dilanjutkan dengan jalur darat dengan Bis dengan
waktu tempuh sekitar 4 jam. Bisa juga melalui jalur dari Kota Medan dengan
jarak tempuh sekitar 8 jam.
Dan tahun ini Kabupaten Bireun berumur 15 tahun. Sebuah fase umur
menuju kedewasaan dan kematangan. Semoga ditangan kepemimpinan Bapak H. Ruslan
H. M Daud, Bireun semakin Berjaya dan maju. Terus memperhatikan dan
mengembangkan pendidikan dayah guna melahirkan generasi-generasi Rabbani yang
menjadi pelita ummat. Semoga Bireun bisa menjadi kabupaten panutan bagi daerah
lainnya yang terus berbenah meningkatkan kualitas SDA dan SDM. Happy Birtday
Yah Bireun.
Bupati Bireun, Bapak H. Ruslan M. Daud
Tulisan ini saya ikutsertakan dalam Lomba “Menulis Bireun” dalam Rangka Ulang tahun Bireun yang ke-15.
Sumber Foto:
http://www.bireuenkab.go.id/single-list/pesantren/
www.aceh.wikipedia.org
www.mudimersa.blogspot.com
www.bireunkab.go.id
www.musbir.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar