Udah lama ga update tulisan di blog, karena fokus dan lumayan banyak kerjaan selama puasa. Dan Akhirnya Ramadhan sudah pergi, bulan suci
pernuh berkah sudah meninggalkan kita. Saatnya semua muslim merayakan
kemenangan. Setiap orang sibuk mempersiapkan diri secara lahir maupun batin
menyambut Idul Fitri.
Seperti biasa, setiap lebaran tiba
aku dan kedua sodaraku (sebagai perantauan di Ibukota) berusaha untuk pulang ke kampung halaman alias
mudik untuk melewati lebaran bersama keluarga. Di kampungku, setiap malam
lebaran selalu meriah dengan adanya pawai takbir keliling. Setiap kepala desa
menganjurkan masyarakatnya untuk ikut pawai. Semua mobil, motor, mobil pick up
milik masyarakat meramaikan dan memeriahkan takbir keliling.
Begitu syahdu melewati malam lebaran di kampong halaman tercinta diiringi dengan lantunan takbir yang begitu mengharu biru. Namun, suasana syahdu itu sedikit terganggu dengan adanya suara mercon yang suaranya bikin telinga sakit, tidak sedikit ibu-ibu menggerutu karena terkejut dan bayi mereka menangis karena suara mercon. Sepertinya budaya membakar mercon setiap lebaran ga bisa hilang di kalangan masyarakat kita, apa karena Aceh dahulunya adalah daerah konflik???? entah karena pemerintahnya tidak tegas terhadap situasi ini. Entahlah, yang pasti mercon harus dibasmi. Berapa banyak coba dampak negative yang ditimbulkan dengan adanya mercon, sampai-sampai ada rumah yang terbakar karena ledakan mercon. Ditempat kalian apa aja efek negative dari mercon????
Begitu syahdu melewati malam lebaran di kampong halaman tercinta diiringi dengan lantunan takbir yang begitu mengharu biru. Namun, suasana syahdu itu sedikit terganggu dengan adanya suara mercon yang suaranya bikin telinga sakit, tidak sedikit ibu-ibu menggerutu karena terkejut dan bayi mereka menangis karena suara mercon. Sepertinya budaya membakar mercon setiap lebaran ga bisa hilang di kalangan masyarakat kita, apa karena Aceh dahulunya adalah daerah konflik???? entah karena pemerintahnya tidak tegas terhadap situasi ini. Entahlah, yang pasti mercon harus dibasmi. Berapa banyak coba dampak negative yang ditimbulkan dengan adanya mercon, sampai-sampai ada rumah yang terbakar karena ledakan mercon. Ditempat kalian apa aja efek negative dari mercon????
Seperti pada umumnya persiapan menuju
lebaran, aku dan adikku membersihkan rumah dan pekarangan menyiapkan kue dan
lainnya. Sedangkan mama selalu menyiapkan lontong, mie aceh dan sop tulang. Itu
sudah menjadi makanan favorit di keluarga. Dan itu semua disiapkan satu hari
sebelum lebaran, dan langsung habis ludes disantap keluarga dan tamu yang datang.
Sudah menjadi tradisi keluarga, selepas pulang shalat Idul Fitri di Mesjid kami
sekeluarga selalu menyantap lontong dan mie dengan lahap, biasanya tamu dihari
pertama akan disuguhi lontong dan mie. Tentunya itu dilakukan setelah sungkeman
dan salaman dengan orang tua. Sudah tradisi keluarga kami melakukan sungkeman
selepas shalat, dimulai dengan sungkeman dengan mama kemudian ayah. Meminta
maaf kepada orang tua dan dan mendoakan mereka pastinya diakhiri dengan
foto-foto bersama…heheheheh (selfie bareng keluarga)
Mendapat ciuman di kening dari Ibunda tersayang, tak semua orang bisa merasakannya :)
Ayah, Sang Inspirator Hidup
Love Big Family :*
Kadang kita salah, lebih dahulu
mengirimkan sms, bbm, WA dan ucapan lainnya kepada teman2 dan rekan2 di sosmed,
sedangkan orang tua sendiri belum kita salam. Orang tuaku selalu mengajari
bahwa keluarga dulu lah yang harus dimintai maaf, setelah itu baru orang lain.
Nah, biasanya selepas dhuhur kami
menziarahi makam kakek dan nenek di kampong halaman ibunda yang tak jauh dari
rumah. Mamaku adalah sepuluh bersaudara, bisa dibayangkan betapa ramenya
keluarga kami ketika berkumpul. Tradisi ziarah kubur selalu dilakukan setiap
tahun, untuk mendoakan, membersihkan makan dan yang paling penting untuk
mengingatkan setiap individu akan kematian yang pasti menghampiri kita. Agar
anak cucunya kelak tidak lupa akan adanya kehidupan akhirat, sehingga bisa mempersiapkan
diri dengan sebaik-baiknya.
Setelah meziarahi makam, keluarga besar
berkumpul dan membagikan THR, sudah menjadi kebiasaan memberikan THR, bukan
masalah besar kecil uang yang diberikan asalkan ada THR dan uang baru, itu sudah cukup membuat anak-anak,
aku dan sepupuku bahagia bukan main. Aku sudah jauh2 hari mempersiapkan THR
untuk sepupuku yang masih kecil. Ya, walaupun aku sudah berpenghasilan sendiri
tapi juga kebagian THR dari para oom dan tante yang baik hati. (peraturannya
jelas, sebelum keluar dari KK keluarga masih kebagian THR..hihi)
Eksis dulu...hehehe (dan ini bukan kampanye ya...)
Di Depan rumah peninggalan kakek, udah berdiri sejak 1989. Lama beneerrr bro!
Karena, bagiku dan keluarga Lebaran
itu bukan soal baju baru sepatu baru, tapi kesucian hati merajut silaturahmi
dengan keluarga. Moment bahagia bersama keluarga tak semua orang dapat
merasakan itu. Apalagi setahun sekali bisa berkumpul semua dirumah pusaka
peninggalan kakek. Tak lengkap rasanya jika tak berkumpul bersama keluarga,
karena bersama merekalah kita tumbuh dan memiliki ikatan. Tapi lebaran tahun
ini keluarga udah rame pada nanyain “kapan kawin???” “calonnya orang mana???”.
Kalau dihitung udah rame yang nanyain kapan nikah dibandingkan THR yang dapat
kali ini. Waduuuhhhhh….galau anak gadis kalau ditanyain begituan, paling hanya
bisa tersenyum dan jawab “ Insyaallah, doain aja lancar”. J
Jika pada hari lebaran pertama
berkumpul di keluarga besar mama. Di hari kedua kami berkumpul di keluarga
besar Ayah, Tak kalah rame juga. Orang tuaku selalu mengajari kami tentang
pentingnya menjaga silaturahmi dan seimbang diantara kedua pihak. Sangat
beruntung terlahir dikeluarga ini, memiliki orang tua yang hebat dan terbaik,
sodara-sodara yang menyenangkan dan pastinya keluarga besar yang gokil dan
menghebohkan.
Dan tentunya ibadah yang telah
dijalani di bulan Ramadhan bagaikan rajutan sebuah baju yang siap kita kenakan
untuk melindungi tubuh kita. Tentunya “baju” tersebut jangan kita sobek-sobek dengan
kemaksiatan setelah Ramadhan pergi. Malah “baju” tersebut harus kita jaga dan
akan lebih baik jika kita terus merajut “baju-baju” yang baru untuk bekal kita
kembali kepadaNya kelak.
Dan Idul Fitri menjadi sarana
menjalin ukhuwah dan silaturahmi diantara ummat muslim. Saling memaafkan dan
menyayangi. Pastinya juga perbaikan gizi. Hehehehe…Itu saja ceritaku mengenai
tradisi keluarga di hari lebaran. Kalau ceritamu apa????
Wassalam,
~ Terimakasih sudah berkunjung~
8 komentar:
tulisan ini dibuat disela-sela menunggu tamu jauh dari Banda Aceh. Dari pertama lebaran sampe hari ini jalan-jalan terus banyak tamu terus....hehehe
Capek anak gadis,,hehehe
tunggu di tulisan selanjutnya :)
Wah sama2 pemudik ya. Selamat lebaran :)
Met Lebaran ya rakan, minal aidin wal faizin mohon maaf lahir bathin
iya..met lebaran juga kakak...kakak mudik kemana ni??? :)
sm2 emjay...maaf lahir batin juga
Mohon maaf lahir dan batin yaa...
Aku suka sekali melihat rumoh Acehnya. Masih sangat khas. :D
iya sama2 bang citra, kalau mau lihat langsung boleh singgah ke aceh utara..hehehe :)
Ke Lhoksukon dan Peudada aja :D
Posting Komentar