Bulan Oktober 2014, Indonesia
dihebohkan dengan pernikahan Raffi Ahmad - Nagita Slavina, yang konon katanya
jadi pernikahan termewah tahun ini, katanya sih Royal Weddingnya Indonesia.
Bahkan beberapa TV swasta menyiarkan secara live. Sangking hebohnya pernikahan
ini, Pelantikan Presiden ke-7 Indonesia aja kalah saing. Mungkin masyarakat
kita sudah bosan dengan politik yang ga jelas dan bikin pusing. Mending nonton
yang bahagia dan indah-indah, menghadirkan cinta bagi siapa saja yang
melihatnya…asseekkk! Hahahaha (Jadi kepengen Nikah??? Kita Nikah Yuukk!!!!)
Stop deh ngomongin ga
jelas, kembali ke Laptop! Nah, kali ini aku pengen share pernikahan yang ga
kalah keren dengan pernikahannya Raffi. Aku sih bilangnya Royal Weddingnya
Aceh. Soalnya yang nikah itu abang kandung satu-satunya. Putra Pertama Pak
Muhammad dan Ibu Cut Nurhadijah. Pada kenal ga??? Ya itu ayah sama Mamaku…hehe.
Mau tau prosesinya??? Here we go!
Aceh itu kaya banget dengan
budaya dan adat istiadatnya, dari perayaan terkecil sampai prosesi nikah
sekalipun. Bukan sekedar adat tetapi punya filosofi tersendiri dan harapan. Banyak
tahapan dan adat yang harus dijalani oleh Orang Aceh yang mau menikah. Itu juga
yang harus dilewati oleh Abang aku. Diantaranya:
1. Melamar
Proses Lamaran
Bagi mereka yang sudah
mendapatkan tambatan hati dan serius untuk menikah. Pasti harus melamar dong,
masak iya ga. Dalam proses ini keluarga pihak lelaki ke rumah pihak wanita
untuk melamar, biasanya dilibatkan Pak Geuchik (kepala Desa) atau Teungku
(Orang yang dihormati di kampung) sebagai jubir. Nah, setelah lamaran diterima,
maka pihak keluarga akan menentukan berapa mahar yang diinginkan pihak wanita
dan ditentuin deh tanggal pernikahan dan resepsi.
Konon, Gadis Aceh
terkenal karena maharnya yang tinggi banget, biasanya untuk pendidikan biasa sekitar 5
mayam (1 mayam= 3 Gram), sedangkan yang pendidikan tinggi atau memiliki
kelebihan lain bisa mencapai 20, 25 bahkan 30 Mayam, belum lagi Asoe Kama (Isi Kamar), duet hangus dan banyak lagi. dan setiap daerah beda-beda dalam tingkatan maharnya. Tapi, ga semua kok, karena
mahar itu bisa ditawar dan disesuaikan. Nah, disini tugasnya para keluarga dan tetua Kampung
untuk menawar semana mahar yang sanggup diberikan pihak lelaki. Kalau sudah cinta, mana mungkin Si Wanita mau
menyusahkan Calon Suaminya (ya Kan???). Jadi, jangan takut untuk menikah karena
tingginya mahar, Percaya deh klo punya niat yang baik dan tulus pasti Allah
kasih jalan. Biasanya yang cewe butuhkan pada pasangannya itu kepastian dan
keberanian untuk meminang, ya ga sih Ladies????
2. Duek Pakat (Musyawarah bersama)
Setelah ditentukan
tanggal pernikahan, maka Adat Orang Aceh itu melakukan Duek Pakat (Musyawarah Bersama). Acara ini dihadiri oleh Keluarga
Besar, Saudara, Kerabat dekat dan aparatur desa. Di Aceh, rasa solidaritas dan gotong
royong masih kuat banget, jadi acara ini diadain untuk pengumpulan dana dan
penyusunan panitia acara agar meringankan beban Tuan Rumah yang ingin
mengadakan pesta besar. Seluruh family dan tamu yang hadir memberikan sumbangan
seikhlas hati. Biasanya Duek Pakat ini
bisa menghasilkan uang puluhan Juta Rupiah. Kami (Orang Aceh) percaya bahwa
ketika kita memberi lebih maka kita juga akan mendapatkan lebih.
Dalam hal ini Aku aja
takjub melihat rasa solidaritas dan gotong royong masyarakat untuk saling
membantu. Acara malam Duek Pakat
dirumahku menghasil uang sekitar Rp.23jt. Woww..angka yang cukup fantastis. Selain
itu juga ngebentuk panitia untuk hari H, mulai dari hal kecil sampai soal
memasak, yang semuanya dilakukan oleh warga desa. Tuan rumah Cuma mengontrol
dan terima beres. Ini dia bukti solidaritas dan berbagi. Salut!
3. Peusijuk (Tepung Tawar)
Sebelum menuju acara sacral
pernikahan, maka calon Linto Baroe
(pengantin pria) akan dipeusijuk. Tujuannya adalah untuk didoakan semoga diberi
kelancaran dan dilimpahi keberkahan dalam hidup. Dalam proses ini juga menjadi
moment untuk meminta maaf kepada kedua orang tua sekaligus meminta izin untuk
menikahi tambatan hati. Nah, biasanya moment ini cukup mengharukan, Abang ku
aja yang jarang mengeluarkan air mata, sampe nangis banget. Apalagi yang lain,
pasti pada mewek semua. Sedih loh!
4. Prosesi Akad Nikah
Proses pernikahan biasanya
dilakukan di KUA, Rumah atau di Mesjid. Ini jadi moment yang begitu mendebarkan,
kelihatannya sih gampang banget ngucapin Ijab Qabul. Tapi bisa dipastikan Calon
Pengantin Pria hatinya pasti serasa mau copot (dag dig dug). Liat kan gimana
tegangnya Raffi Ahmad sebelum Ijab Qabul, aku sih yakin semua pria pasti
deg-degan pas mau Ijab Qabul. Soalnya tanggungjawabnya bukan hanya sama
manusia, tapi langsung ke hadapan Allah. Sakral banget deh. Sangking sakralnya
sebagian orang pasti menangis, menangis bahagia pastinya.
Tanggal 09 Oktober
2014 jadi tanggal bersejarah bagi Abang dan keluargaku. Karena hari ini di Mesjid
Agung Saree- Aceh Besar ia berikrar di hadapan 2 Saksi, Malaikat dan Allah SWT
untuk bertanggungjawab menjaga dan mencintai istrinya dengan sepenuh hati. Momen
hari itu sangat mengharukan, Ayah ga bisa hadir karena harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya Drop,
dijagain sama si Adek yang bungsu sedangkan aku masih di seberang pulau belum
bisa pulang. Sedih banget pokonya hari ini, tapi tidak mengurangi rasa bahagia
karena telah sah menjadi suami-istri.
5. Resepsi Intat Linto
Persiapan Untuk Intat Linto Baroe
Dalam Adat Aceh itu
ada yang namanya Intat Linto (mengantarkan
pengantin pria). Dimana pihak keluarga pria ngantarin “Putranya” ke rumah
mempelai wanita. Dihadiri oleh keluarga besar dan warga desa. Kalau dekat bisa
pake motor, kalau jauh ya harus sewa mobil BE (bireun Express). Nah, kali ini
kami Intat Lintoenya ke Saree-Aceh Besar. Lumayan jauh kalo dari Aceh Utara,
sekitar 4 jam lah waktu perjalanan. Makanya, rombongan memilih berangkat malam
biar ga telat sampe. Sesampai disana, rombongan kami membentuk barisan. Karena
ga boleh langsung nyosor sembarangan. Barisan pertama itu Ibu Keuchik, Ibu Imam
Mesjid dan Tetua Adat wanita dikampung, barisan kedua memperlai pria didampingi
Tetua Adat Pria dan barisan Bapak2 sedangkan terakhir itu baru barisan ibu2.
Setelah serah terima oleh Barisan depan dengan proses pemberian Ranup (sirih),
maka rombongan kami resmi diterima dan diiring masuk dengan lantunan Rapa’I dan
serune Kalee (Alat Musik Khas Aceh). Lintoe
Baroe disambut Oleh Dara Baroe
serta sambutan dengan Tarian Ranup Lampuan (tarian khas Aceh untuk penyambutan
Tamu). Rombongan pria juga membawa Peneuwoe
(Seserahan) untuk mempelai wanita yang isinya: mulai dari pakaian dalam
sampai kosmetik dan hadiah. Selain itu juga membawa hidang (kue khas Aceh) yang
dibalut dengan kain Kuning, ada juga kelapa muda, tebu dan makanan lainnya.
Semua itu sudah disiapkan oleh para pemuda desa.
Penyambutan Linto Baroe
Tarian Ranup Lampuan,Tarian Penyambutan Tamu Khas Aceh
Setelah tarian
selesai, tamu baru bisa masuk dan menyantap hidangan. Kalau keluarga inti khusus
wanita biasanya masuk ke dalam dengan hidangan khusus pas di depan pelaminan,
biasanya makanan di dalam itu maknyuss alias laziizzz. Kita bisa makan
sepuasnya, berhubung aku baru mendarat dari Bandung Pas banget buat melepas
kangen dengan masakan aceh dan bisa makan sepuasnya..hahahah
Hidangannya Komplit, asik bisa makan sepuasnya..hihihi
Sedangkan para tetua
Desa yang Pria melakukan serah terima secara adat kepada pihak wanita. Setelah
prosesi makan selesai, maka dilanjutkan dengan proses pesijuk dan adat lainnya
yang dilakukan oleh Orang tua pihak Wanita, disini pengantin akan dipeusijuk
dengan maksud agar pernikahan mereka berkah dan selalu dingin dan tenang. Kalau
ada masalah bisa diselesaikan dengan kepala dingin, dll.
Prosesi Peusijuk
Setelah semua prosesi
adat selesai, barulah para tamu memberikan selamat dan foto bersama.
6. Resepsi Tueng Dara Baroe
Jika sebelumnya prosesi
Intat Lintoe, sehari atau dua hari
sesudahnya adalah prosesi Tueng Dara Baroe(Penjemputan Pengantin Wanita). Nah,
kalau ini giliran pihak wanita menuju ke rumah Pihak Pria. Prosesinya hampir
sama dengan Intat Lintoe, dan dara baroe akan dijemput oleh Tetua Desa sebagai
penerimaan resmi di pihak Pria.
Prosesinya sama seperti
sebelumnya yaitu: makan, peusijuk, dan Pot
Caplie (Memetik Cabai). Pot Caplie adalah
kiasan untuk proses dimana pengantin wanita menyalami keluarga inti Pria dan
diberikan salam tempel. Dan salam templenya biasanya banyak loh, kali aja
dengan semua keluarga besar. Waaahh..asiikkk juga ya jadi dara Baroe..hehehe
Proses Adat Pot Caplie
Foto keluarga
Ketika Hari H, semua
warga desa saling membantu dan mengerjakan semua tugas, dari masak sampai nyuci
piring. Sedangkan tuan Rumah hanya menerima tamu. Alhamdulillah acaranya semua
berjalan lancar dan tidak ada makanan yang kurang. Gotong royong masih kental
banget. Kalau kita mau membantu orang, pasti orang juga akan membantu kita. Makanya
rasa solidaritas dan silaturahmi itu masih kental banget, dan itu beda banget
dengan di kota. Dan ini salah satu faktor enaknya tinggal di kampong. Rasa
pedulinya masih kuat banget.
7. Pembagian Kue dan Bersih-Bersih
Setelah acara selesai,
maka tuan rumah akan membagikan kue “enak” yang dibawa Pihak Dara Baroe atau
Linto dan dibagikan ke semua saudara dan warga desa. Berbagi walau dalam hal
kecil, sekaligus ucapan terimakasih karena telah berpartisipasi membantu. Setelah
acara selesai, Tuan rumah harus ngebersihin rumah, nge-lap piring dan menyusun
kembali, ngumpulin sampah dan bersihin rumah. Nah, kalau bagian ini udah
kewajiban tuan rumah, Aku sebagai anak gadis dari tuan rumah punya tanggung
jawab ngehandle semua, huifff capek banget kan. Tapi aku ga sendirian kok,
dibantu sama sodaraku yang baik hati. Ya begitulah kalau kita ngadain acara
besar. Semua dari kita, oleh kita dan Untuk kita. Rasa gotong royong dan saling
membantu itu yang harus dipertahankan masyarakat Aceh. KArena ga semua daerah
loh masih kayak gitu. Malah kalau di kota besar kita harus nyewa gedung sampai catering
yang harganya bisa rarusan juta rupiah. Tapi dengan semangat gotong royong
masyarakat, pesta bisa diadain dari uang bersama dan sedekah, jadi ga memberatkan
tuan rumah. Bahkan ini lebih mantap dari sponsor..hahahahaha
Nah, itu dia Royal
Weddingnya Orang Aceh (versi aku dari Aceh Utara). Di berbagai daerah di Aceh adatnya itu beda-beda, misalnya adat Aceh Utara beda dengan Aceh Tengah dan Aceh Selatan. Setahu-ku di Aceh Selatan adatnya banyak dan masih kental banget, malah acara resepsinya bisa sampe 7 hari 7 malam. Wiihh...kebayang kan gimana seru dan banyaknya adat yang harus dilewati. Karena itu, sebagai anak Aceh harus bangga dong sama adat dan budaya yang kita miliki, adat yang baik kita lestarikan sebagai warisan leluhur.
Kadang menikah itu bukan soal perayaan yang harus mewah dan megah. Tapi yang terpenting adalah merasakan moment sacral yang dilewati serta diresapi menjadi wejangan dalam mengarungi bahtera rumah Tangga. Karena Menikah itu bukan akhir, tapi awal membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan Rahmah. ga mesti mewah dan mahal, tapi pastikan nikahan kamu itu tetap harus jadi "Royal Wedding-nya Kamu". :)
Kadang menikah itu bukan soal perayaan yang harus mewah dan megah. Tapi yang terpenting adalah merasakan moment sacral yang dilewati serta diresapi menjadi wejangan dalam mengarungi bahtera rumah Tangga. Karena Menikah itu bukan akhir, tapi awal membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan Rahmah. ga mesti mewah dan mahal, tapi pastikan nikahan kamu itu tetap harus jadi "Royal Wedding-nya Kamu". :)
Finally...Happy Wedding my Bro’s,
semoga bahagia dan diberkahi dalam membangun rumah tangga. Tetap menjadi Anak dan abang
yang membanggakan, kami ga kehilangan abang tapi kami jadi punya kakak baru.
Semoga cepat ngasih kami ponaan yang lucu dan shalih. Barakallah :)
Selfie dulu Sama Pengantin Baru :)
Note:
Yang belum nikah, segera menikah jangan kelamaan pacarannya ga baik loh.
Mending Nikah dapat pahala sekaligus dapat cinta yang halal.
Buat cowo jangan takut sama mahar dan sebagainya, buktinya banyak juga yang ekonominya kurang tapi tetep bisa nikah, yang dibutuhkan itu keberanian dan keyakinan. Udah deh Nikah Aja!!!!
Buat cowo jangan takut sama mahar dan sebagainya, buktinya banyak juga yang ekonominya kurang tapi tetep bisa nikah, yang dibutuhkan itu keberanian dan keyakinan. Udah deh Nikah Aja!!!!
Buat cewe jangan terlalu memilih, kalau ada yang mendekati kriteria, Udah terima aja!!!
Yang belum ketemu jodohnya, terus perbaiki diri dan berdoa semoga dimudahkan.
Yang belum ketemu jodohnya, terus perbaiki diri dan berdoa semoga dimudahkan.
Doain aku juga ya..hehehe :)
Salam. Roel Alghazel :)
1 komentar:
Tulissan nya bagus, pembahasannya juga tentang tahapan pernikahan dari musyawarah sampai ke pernikahannya
http://www.marketingkita.com/2017/08/pengertian-retailer-secara-umum-dalam-ilmu-marketing.html
Posting Komentar