Kali ini aku mau share
pengalaman travelling sama temen-temen kuliah, maaf kali ini #latepost.
Perjalanannya sih bulan lalu, tapi serunya itu masih kerasa sampe sekarang.
Jumat, 26 September 2014,
Aku dan teman-teman sekelas punya rencana buat jalan-jalan. Mereka itu temanku
di Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Walau berasal dari
seantero nusantara, kami tetap kompak dan sudah seperti keluarga. Wisata
kuliner bareng, buat tugas bareng bahkan jalan-jalan bareng.
Nah hari itu (Jumat) setelah
kuliah pagi, bagi kami itulah saatnya weekend. Tanpa perencanaan awal, ada
salah seorang pribumi (asli Bandung maksudnya) ngajak jalan-jalan. Memang mau jalan kemana??? Yang
deket-deket aja dulu. Ke Tangkuban Perahu gimana?? Atau ke floating market di
Lembang??? Ke Tangkuban Perahu seru kayaknya, kamipun memutuskan untuk ke
Tangkuban Perahu yang jaraknya ga terlalu jauh dari kampus.
Sejarah:
Gunung Tangkuban Perahu terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Bandung. Mempunyai tinggi 2.084 meter. Jarak lokasi 13 km dari pusat kota Bandung. Bagi Masyarakat Sunda gunung ini ada kaitannya dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Konon, Sangkuriang naksir dengan ibundanya sendiri, Dayang Sumbi pun memberikan syarat agar Sangkuriang membuatkan Perahu yang besar dan belum pernah ada sebelumnya. Namun, pada akhirnya waktunya habis dan Sangkuriang murka hingga menendang Perahu tersebut. Bisa baca ceritanya secara lengkap langsung deh searching di internet..hehehe
Usai shalat Jumat
berangkatlah kami naik angkot, hari itu kami beruntung ada angkot yang mau
mengantarkan kami langsung sampai lokasi, sampai ke puncaknya loh. Biasanya
angkot hanya sampai Lembang, tapi setelah nego harga akhirnya si Supir angkot
mau mengantarkan kami pulang pergi tentunya dengan nego ongkos. Kata ibu-ibu
dalam angkot kalau ongkos yang kami tawarkan pulang pergi itu lumayan murah
(beruntungnya kami…hehe). Dalam perjalanan kami melewati jalan yang berliku dan
naik turun (kalo di Aceh hampir sama seperti jalan di Seulawah, bedanya disini
pepohonannya masih banyak menjulang tinggi, sedangkan di Seulawah, lahannya
sudah hampir tandus).
Kamilah penguasa angkot..hehehe
Kalo anda pernah
nonton film Pertualangan Sherina saat pindah ke Bandung, dijalan itulah kami
sedang melewatinya, (bedanya Sherina naik mobil mewah, kami naik
angkot…hahaha). Tapi disitulah serunya apalagi bersama teman-teman yang gokil.
Melewati Lembang udaranya pun mulai terasa dingin, sebelum berangkat teman-teman
sudah mengingatkan kalau mau kesana sebaiknya bawa jaket agar tidak kedinginan.
Persiapan kami lengkap, jaket, tongsis, air mineral, dan gorengan ala mahasiswa
(lumayan buat ganjel perut di puncak sana :))
Sebelum memasuki area,
pengunjung harus membeli tiket masuk terlebih dahulu, biaya tiket untuk
pengunjung domestik hanya Rp. 13.000 sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp. 30.000
dan ada perbedaan harga untuk weekday dan weekend.
Pemandangan di kawasanTangkuban Perahu
Sesampainya di puncak kami sangat takjub dengan keindahan alamnya. Kami disuguhi keelokan kawah yang melegenda itu dan suasana yang sejuk dan nyaman. Di area wisata, pengunjung bisa berjalan dan mengambil foto di pinggiran kawah yang indah. Tanpa buang waktu kamipun langsung memotret dan berselfie-ria. Tempat inu cocok banget buat liburan keluarga, melepaskan stress dan penat. Udaranya yang sejuk dan tempat yang indah pas banget buat nenangin pikiran, apalagi sambil menikmati makanan dan stowberry khas lembang yang asem-asem seger gimana gitu.
Korban Sinetron..ckckck
Selfie dulu..eaaaaalkkk
Di sekitar area tersebut juga ada tempat penyewaan kuda, pengunjung bisa keliling area wisata dan menikmati keindahan alam tangkuban perahu. (ajib bener kan??? apalagi kalau ditemenin sama pasangan, pasangan YANG HALAL dong pastinya. dijamin romantis banget deh!
Masih sendiri...sakitnya tuh dimana ya??? hahahhaha
Konon. menurut cerita bentuk gunung Tangkuban Perahu yang terlihat sekarang terjadi karena beberapa kali adanya letusan yang sangat dahsyat yang memangkas bagian puncaknya. Letusan itu menciptakan kawah-kawah hingga saat ini. Kawah yang terkenal adalah kawah Ratu, Kawah Upas dan Kawah Domas. Biasanya di Kawah Domas pengunjung bisa turun dan merebus telor dari air panas yang muncul dari perut bumi. Selain itu juga lumpur belerangnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Setelah melewati
pinggiran kawah disana juga ditemui sederetan warung oleh-oleh dan makanan
khas. Sangat banyak
pedagang serta kios-kios yang menjual cinderamata, makanan atau minuman.
Beragam cinderamata dimulai dari pakaian, selendang, topi, gelang/cincin, batu
alam, tanaman bonsai, alat musik (angklung) sampai senjata tajam khas daerah
Jawa Barat ikut di jual di lokasi ini. Kedai makanan serta minuman juga
terlihat berderet yang siap melayani konsumen. Nah, temanku dari Palembang
membeli Kaos Khas Tangkuban Perahu seharga Rp.30.000 dan kupluk unik harga
Rp.20.000, Katanya sih sebagai tanda dia sudah kesini (bukti otentik gitu loh)
Pada Beli Oleh-oleh khas Tangkuban Perahu
Setelah puas
mengelilingi kawah, makan strowberry, foto-foto dan belanja oleh-oleh 2 jam pun
kami lalui tanpa terasa. Namun, kami sangat puas bisa berkunjung kesini. Sebelum
pulang kami melaksanakan shalat ashar yang air wudhunya kayak es. Brrrrr dingin
euy! Usai shalat kamipun bergegas pulang dengan si abang sopir angkot yang
setia menemani. Saatnya pulang dan merencanakan travelling selanjutnya!
Untuk next trip
enaknya kemana ya??? Ada saran?
Bandung, 30 September
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar