Setiap
senin dan kamis saya rutin ke RSU Cut Mutia Lhokseumawe, menemani ayah “hemodialisa” alias cuci darah. Beliau
sudah hampir empat tahun “terpaksa” menggunakan “ginjal pengganti” untuk
mensterilkan segala racun dalam tubuh. Biasanya mamak yang menemani, saat liburan seperti , saya sepenuhnya mengemban tugas.
Rutinitas
ini memberikan banyak sekali pelajaran berarti, baik ilmu medis (tentang
hemodialisa khususnya) bahkan ilmu yang tak pernah saya dapatkan dalam bangku
kuliah maupun seminar-seminar sekalipun. Salah satunya tentang ketulusan dan
kesetiaan pasangan (suami/istri) dan kepedulian keluarga. Pasien gagal ginjal
misalnya, mereka itu datang dari berbagai usia (mulai dari anak-anak hingga
manula). Setiap 2x/minggu cuci darah, sudah tak bisa melakukan kerja yang
berat-berat, tak boleh kecapean, tak boleh banyak minum, kulitnya menjadi hitam
legam, kadang mengalami gatal-gatal luar biasa, bahkan susah memiliki keturunan
dan lain sebagainya.