Bagi
perantauan sepertiku, pulang kampung adalah hal yang paling di tunggu-tunggu. Rindu
yang selama ini bersemayam dalam hati akan terbalas dengan bertemu orang tua,
sahabat dan orang-orang terkasih. Tahun ini liburan semester di kampus bertepatan
dengan moment Ramadhan, aku memutuskan untuk mudik lebih awal dengan tujuan “buka puasa pertama harus bersama orang tua”.
Ya lumayan lama juga liburannya kurang lebih 3 bulan. Kesempatan bagus untuk quality time dengan orang tua, perbaikan
gizi dan cari jodoh #eh (Masih dengan target: Nikah sebelum Thesis..ihihihhii)
Padahal
jadwalku sebelumnya lumayan padat dan badan masih pegel-pegel karna baru pulang
ngetrip dari Pangandaran dan Jogja. Belum hilang capek sisa-sia liburan, aku
harus melanjutkan perjalanan panjang melintasi pulau dan beberapa provinsi
untuk pulang ke kampung halamanku, Aceh.
Tanggal
11 Juni 2015 adalah tanggal yang aku pilih untuk pulang dengan menggunakan transportasi
udara. Dan ternyata tanggal itu masih ada tugas yang harus dikumpulkan. Sehari
sebelumnya masih harus ke keliling pasar buat nyari pesanan dan titipan sodara
di kampung. Dan banyangkan saja gimana riweuhnya
pulang kali ini, belum beress packing, ngerjain tugas dan ngeberesin semuanya
sebelum pulang. Waaaahhh....pecah men pecaaahhh!
11 Juni 2015 Pukul 04.30 WIB
Usai
shalat subuh, aku baru ngeberesin tugas yang akan dikumpulkan, nyetrika semua pakaian
dan packing. Alhamdulillah selesai tepat waktu. Langsung cuss mandi. Beberesss dan
ke kosan Anandha untuk nitip tugas karna ga sempat lagi ke kampus. Sebelum itu
juga harus ke kosan teh Leny untuk ngambil barang titipan, pamitan juga sama
Ibu Kos dan beli cemilan untuk sekedar sarapan.
Pukul 08.30 WIB
Jam
segitu aku masih mondar-mandir di kosan. Sialnya lagi aku lupa beli gembok
untuk koper. Gembok ku dipinjam Elsa pas ke Jogja kemaren. Alhasil aku harus
nyari gembok untuk keamanan barang bawaan. Sudah mutar-mutar gerlong ga ketemu yang
jualan itu gembok (ihhh...giliran dibutuhkan semua ga jual, kosong lah, tokonya
belum buka lah). Akhirnya aku harus jalan agak jauh ke Panorama, kesana kemari
membawa alamaaat,,eh salah nyari gembok akhirnya ketemu juga tu gembok di
kios-kios kecil di sudut Panorama. Dan saat itu jam menunjukkan pukul 09.00 dan
aku masih wara-wiri disana. Flight ku pukul 10.15 WIB dimana jam 09.00 WIB sebenarnya
aku sudah harus di bandara untuk check in. Kalau ga macet dari kosan ke bandara
Husein bisa 20 menit. Aku bergegas dan memesan taksi. Mudah-mudahan ga macet.
Pukul 09.00 WIB
Aku
pesan taksi dan menuju ke kosan untuk ambil barang. Anandha sudah menunggu di
kosan, dia dengan baik hati menggantarku ke bandara. Dengan niat ada yang
bantuin bawa barang dan pengen ada yang “dada-dadain”
pas di bandara nanti....hehehehe. Dia bela-belain lari ke kampus untuk
ngumpulin tugas kita dan secepat mungkin di kosan biar bisa nganteri kakaknya
yang satu ini pulang kampung. (Hatur
nuhun Nda...peluk peluk). Pas taksi datang kita langsung bergegas dan Sedikit
lega setidaknya sudah otewe bandara.
Ayah tiba-tiba nelpon nanyain dimana, aku jawab “Udah di taksi Yah menuju Bandara” setidaknya ga boong kan, memang
beneran di taksi. Kalau dikasih tau baru naik taksi, pasti pada heboh dan panik
keluarga disana...dan tentu saja bakal diomeliiinnn...kenapa telat?kenapa blom di bandara? Bla..bla..blaa
Diantarin sama Anandha (The Akaciprut..hehehe)
Awalnya
kita masih santai ketawa dan ngobrol dengan supir. Eh rupanya pak supir milih
Jalur via Cihampelas, kan disana macet Brooo (aku pernah ke bandara via
sukajadi dan lebih deket). Waahh...aku mulai panik karna jalanan macet. Anandha
nyoba nenangin dan pak supir juga “Terbang
jam berapa neng?” “Jam 10.15 WIB pak” “ Oh..kalo jam 10 insyaallah ke kejar
kok, tenang aja”.
Eh..rupanya
beneran macet pas di IP dan jalur ke bandara juga macet. Mampuuss deh aku. Ke-hectic-an mulai terjadi, aku nyoba
nelpon abang minta tolong untuk di check in-kan, eh hapenya non-aktif. Aku
semakin panik karna jam sudah di angka 09.45 WIB dan kita masih di jalan deket
IP (masih setengah jalan lagi ke bandara). Hari itu sebenarnya ada juniorku di
ma’had dulu dan kita 1 pesawat. Aku minta tolong dia untuk di check in dan
karna aku punya bagasi jadi tetep harus nunggu aku datang dulu. Padahal dia udah
di ruang tunggu, tapi karna aku dia keluar lagi dan nungguin di tempat check in
sampe panggilan terakhir flight kita. Karna aku ga nyampe-nyampe akhirnya dia
langsung masuk daripada dia ketinggalan pesawat juga.
Jam
09.55 aku tiba di gerbang Husein Sastranegara. Parahnya lagi digerbangnya itu
macet total. Akhirnya aku memilih turun dan lari dengan bawaan koper, si
Anandha juga ikutan lari bawa barang lainnya (lumayan jauh gaess dari gerbang
ke Terminalnya, kita lari sampe ngos-ngosan
juga keringetan). Jam 10.10 WIB pas kita nyampe di terminal keberangkatan. Dengan
tergopoh-gopoh menjumpai petugas dan hanya bisa salaman dan pelukan seayana (seadanya) sama Anandha langsung
masuk ke ruang Check in. Ga sempat foto-fotoan, atau pamitan dengan anggun. Si
Nda bilang: “Kaka sih riweuh, ga
lagi-lagi deh” “ga lagi-lagi apa Nda?
Pokonya jangan kapok ya nganterin kaka ke bandara..hehehe”
Bandara, 10.10 WIB
Daannn.....keberangkatan
ke Medan sudah ditutup. Aku bingung dan harus gimana. Akhirnya memberanikan
diri nanyain ke pos check in tujuan Batam. “Pak
yang tujuan Medan dimana ya? Katanya: “Coba
tanyain di samping”. Aku langsung tanyain dan dan mereka menanyakan atas
nama siapa. “Nurul Hikmah”. Mereka
langsung menghubungi rekannya via radio komunikasi “Atas nama Nurul Hikmah ketemu, ketemu” (Kayak TIMSAR nemu korban
baru dan harus segera di evakuasi..hahaha). ‘Bu, boarding time sudah dari tadi, ini pesawat akan terbang”. Ah
terserahlah yang penting aku belum KETINGGALAN pesawat. Dan bener saja, aku
langsung digiring tanpa melalui antrian dan dibawa lari sampai keluar ruang
tunggu, karna peraturan bagian check in tidak bisa mengantarkan sampai ke
pesawat. Aku harus lari dengan barang bawaan lebih 20kg (koper, tas jinjing,
ransel, tas kamera), bayangin gimana beratnya dan gimana keringetannya aku
(fiuuhh.) Aku ga bisa ngebayangin kalau bandaranya Kualanamu mungkin saja aku
akan ketinggalan pesawat dan tiketnya akan hangus sehangusnya, untungnya ini Cuma
bandara Husein (bandaranya kecil jadi masih bisa kejar pesawat..kayak kejar
ojek hahaha).
Lari sepanjang jalan ini menuju pesawat Merah
Di
deket pesawat akhirnya aku dibantu sama pramugari. Aku bergegas naik pesawat
dan ternyataaa.....SEMUA MATA TERTUJU PADAKU (yaiayalah penumpang yang bikin
telat semuanya...i’m so sorry to all
passangers). Alhamdulillah seat ku di 6F, jadi ga jauh-jauh banget malunya
(bayangin kalau sampe seat aku di 25F...waaah mau dibawa kemana ini
muka...kapok deh kapok). Setelah aku duduk, pintu pesawat langsung di tutup dan
para pramugrari siap memperagakan alat dan keselamatan di pesawat dan pesawat
langsung Take off.
Alhamdulillah
(lagi) Seat disampingku kosong melompong dan aku leluasa untuk duduk semaunya.
Ku sapu keringat dan akhirnya menghela nafas panjaaaaaangg...jadi juga pulang
kampung. Ke-hectic-an berakhir.
Di
pesawat aku dihampiri oleh juniorku, dan rupanya bang Joel (salah satu senior
di UPI) juga 1 pesawat. Akhirnya kita duduk bertiga dan menertawakan
keterlambatanku ini. Asli aku habis-habisan diketawain dan sekaligus dimarahin
(singoh bek le lagee nyan, beu jeut ke
pengalaman)...nasihat bang Joel sepanjang jalan Bandung-Medan.hahahahahaha
Transit di Kualanamu menunggu flight ke Banda Aceh
Untuk kaliaann....
Untuk
kalian semua yang menggunakan transportasi udara, harus udah di bandara minimal
sejam sebelum keberangkatan. Jangan deh kaya aku yang bikin riweuh dan pengalaman paling hectic dan memalukan. Pokonya persiapan
diri dan jadwal sebaik mungkin. Periksa kembali barang dan bawaan yang akan
dibawa pulang. Kepulangan kalian pasti sangat ditunggu keluarga, sahabat dan
orang tersayang. So...jangan kaya aku harus ngejar-ngejar pesawat. Kapok aku,
Ga lagi-lagi deh!
Selamat
Mudik dan selamat menjalankan ibadah puasa!!!
Wassalam.
Nurul
Alghazel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar