Pada tanggal 06 dan 07
Maret lalu, Unit Kebudayaan Aceh Institut Teknologi Bandung (UKA-ITB)
menyelenggarakan Gelar Budaya Aceh 2015. Gelar Budaya Aceh (GBA) 2015 merupakan
acara akbar dari UKA-ITB yang diadakan rutin 3 tahun sekali dan tahun ini
merupakan pagelaran GBA yang ke-6. UKA-ITB merupakan unit kebudayan Aceh yang
dikelola oleh mahasiswa asal Aceh yang ada di Bandung. sebelumnya, komunitas
ini sudah sering mengadakan event-event kebudayaan Aceh dan pada tahun ini
sukses mengadakan Gelar Budaya Aceh 2015. Event ini bertujuan untuk mengangkat
dan mengembangkan budaya Aceh yang dikhawatirkan akan hilang diterjang masa,
mengajak pemuda Aceh untuk sama-sama menjaga dan melestarikan budaya, ajang untuk
mempromosikan wisata dan kebudayaan Aceh kepada mahasiswa dan masyarakat
Bandung dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Aceh sendiri.
Rangkaian acara
GBA terdiri dari 2 rangkaian acara yaitu
Saweu Budaya dan Malam puncak pergelaran.
Saweu budaya meliputi penampilan tarian
massal yang diikuti oleh 120 penari yang berasal dari Aceh dan luar Aceh.
Tarian yang diadakan di ITB ini mengundang kekaguman para penonton dan
kebanggan bagi anak Aceh sendiri, karena yang ikut serta tidak hanya dari Aceh
tapi dari berbagai daerah mulai dari anak SD hingga mahasiswa. pada hari yang
sama juga diadakan pameran kerajinan dan aneka kuliner Aceh, seperti: Mie Aceh,
Canai, Aneka kue Aceh dan Kopi Aceh.
Malam puncak pergelaran
merupakan event puncak dari rangkaian GBA 2015. Menampilkan pementasan panggung
drama Kejayaan Sultan iskandar Muda yang dipadukan dengan tarian Aceh. Acara
ini diadakan di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga ITB), yang dihadiri oleh
Menteri Agraria dan Pertahanan, Fery Murshidan Baldan yang merupakan Putera
Aceh, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Miswar, Rektor ITB, Pembina UKA-ITB, Rara Tarmizi
(Artis asal Aceh), dan ribuan penonton. Penonton yang hadir merupakan mahasiswa
dan masyarakat umum, bahkan ada mahasiswa dari luar Bandung seperti dari
Yogyakarta, Malang dan Banda Aceh.
Pengisi Acara GBA 2015
Decak kagum dan tepuk
tangan penonton memenuhi ruangan saat tarian Likok Pulo yang ditampilkan oleh Sanggar
Kesenian Aceh (SAKA) UGM, Tari Saman oleh Mahasiswa Saman Gayo, Rapa’i Geleng,
Ranup Lampuan dan Ratoh duek oleh UKA-ITB serta pementasan drama Kejayaan
Sultan Iskandar Muda oleh Studi Teater Mahasiswa (STEMA) ITB. Tidak semua
penari dan pemain teater berasal dari Aceh, mereka merupakan mahasiswa dari
berbagai kampus yang mengikuti dan mengemari budaya Aceh.
Tarian Likok Pula Oleh SAKA UGM
Tarian Ratoh Duek Oleh UKA_ITB
Saya terharu sekaligus
bangga akan kebudayaan Aceh yang begitu kaya dan penuh makna. Setiap gerakan
dalam tarian yang ditampilkan, mempunyai filosofi tersendiri bahwa betapa
rakyat Aceh itu sangat religius ditandai adanya puji-pujian disetiap tarian,
cekatan sangat jelas terlihat dalam tarian Ratoh Duek, kuat dan kompak sangat
terlihat dalam tarian Likok Pulo dan Rapai Geleng. Pementasan drama Kejayaan
Sultan Iskandar Muda juga membuktikan bahwa Aceh itu bangsa yang kuat, kaya,
taat dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hal semacam ini harus
dipertahankan dan diwariskan kepada generasi penerus agar kejayaan Aceh tidak
hanya menjadi sejarah dan bangsa aceh tidak akan terpecah belah.
Drama Sultan Iskandar Muda:
Sultan Iskandar Muda mempersembahkan Gunongan untuk Putri Pahang
Penampilan Rara Tarmizi dan Teuku Rio (seniman asal Aceh)
Duo Dara Aceh : Roel & Rara...hahahaha
Saya teringat satu bait
syair dalam tarian Rapai Geleng yaitu Piasan
rayeuk peudeh adat, tajok tungkat bak aneuk muda. Menye mate aneuk meupat jrat,
mate adat pat tamita. Sebagai anak muda Aceh saya merasa terpanggil untuk
terus menjaga dan melestarikan budaya Aceh. Selain sebagai identitas diri,
budaya menjadi pemersatu bangsa serta bagian dari kekayaan dan kearifan lokal
yang harus dipertahankan oleh anak muda dan masyarakat Aceh pada umumnya. Melalui
seni tarian dan syair saja sudah menampakkan bahwa orang Aceh itu cerdas, kreatif
dan sangat filosofis. Banggalah menjadi orang Aceh dan sama-sama menjaga dan
melestarikan budaya Aceh. Kalau bukan kita siapa lagi? kalau bukan sekarang
kapan lain? Jak hai rakan sama-sama ta
jaga adat.
Kamoe bangga jeut keu Ureng Aceh :)
Wassalam,
Bandung, April 2015
Photo by: Roelalghazel Photograph
3 komentar:
videonya ada di link youtube kak?
Ada..search aja tentang GBA 2015 ITB...ga tau pasti sih link nya..hhe
makasih udah berkunjung
Halo, Kak! Tulisannya bagus sekali, informatif jugaa. Mau koreksi sedikit aja, itu foto tari ratoh dueknya tertukar mungkin ya kak? Kalau foto yang itu tari ranup lampuan, hehe. Kebetulan saya juga tampil di GBA 2015, nari ratoh duek. Salam kenal Kak!
Posting Komentar